Dulu, karpet adalah bagian dari hampir setiap rumah tangga, terutama di rumah susun, di mana karpet biasanya diletakkan di ruang tamu, kamar tidur, dan kamar anak-anak. Orang-orang menyukainya karena karpet dapat dengan mudah menutupi kekurangan pada lantai tanpa harus melepas penutup lantai yang asli. Selain itu, karpet merupakan solusi yang nyaman untuk mendapatkan lantai yang lebih hangat dan lembut. Namun, sekarang semuanya sudah berbeda.
Konsumen kini lebih tertarik pada penutup lantai yang memenuhi harapan mereka dalam hal penampilan, perawatan, dan sifat fisik. Selain itu, banyak di antaranya yang pada akhirnya lebih murah daripada membeli karpet besar yang akan diletakkan di seluruh ruangan dari dinding ke dinding.
Mengapa karpet tidak lagi populer?
Pada pergantian milenium, karpet secara bertahap mulai kehilangan popularitasnya. Sebagai gantinya, rumah tangga semakin memilih penutup lantai yang lebih modern, dan hal ini masih berlaku hingga saat ini. Saat ini, karpet jarang ditemukan. Alasannya cukup sederhana. Hal ini terutama disebabkan oleh perawatannya yang relatif rumit.
Dibandingkan dengan ubin, vinil, atau lantai kayu, karpet tidak praktis untuk dibersihkan. Karpet harus disedot setidaknya setiap minggu, dan jika Anda memiliki hewan peliharaan atau anak-anak di rumah, karpet harus disedot lebih sering. Tungau dan debu suka bersarang di tekstil. Sekitar setengah tahun sekali, karpet perlu dibersihkan secara menyeluruh.
Memang benar bahwa karpet yang dipilih dengan tepat dapat membuat ruangan menjadi lebih nyaman. Namun, banyak orang lebih menyukai karpet berwarna gelap atau bermotif mencolok yang tidak terlalu terlihat kotor. Namun, karpet seperti itu justru membuat ruangan terlihat lebih kecil dan gelap, sehingga justru merusak suasana ruangan secara keseluruhan.
Lantai kayu keras sedang populer
Kayu sebagai penutup lantai adalah bahan klasik yang tidak akan pernah ketinggalan zaman. Lantai parket atau lantai apung sudah ada sejak dulu, tetapi lebih banyak digunakan oleh orang-orang kaya. Saat ini, lantai kayu sangat populer, terutama di interior rumah keluarga. Namun, lantai kayu juga semakin sering ditemukan di apartemen.
Keuntungan besarnya adalah lantai kayu lebih mudah dibersihkan daripada karpet. Cukup dilap dengan kain dan tidak perlu khawatir dengan tungau. Dan jika kita tidak sengaja menumpahkan sesuatu ke lantai, tidak perlu menyalakan penyedot debu, cukup bersihkan dengan kain atau sapu.
Selain itu, kayu memberikan tampilan mewah pada ruangan dan dapat digunakan baik di rumah bergaya rustik maupun modern. Namun, meskipun bahan ini sangat populer, ia juga memiliki kekurangan. Kekurangan terbesarnya adalah lantai seperti ini perlu digosok dan dipernis atau dipoles setiap 10 hingga 20 tahun agar terlihat seperti baru kembali. Selain itu, lantai ini juga mudah tergores oleh hewan peliharaan atau furnitur jika sering dipindahkan.
Vinil dan laminasi juga populer
Selain lantai kayu, penutup lantai modern dari vinil dan laminasi juga sangat populer dalam beberapa tahun terakhir. Popularitasnya meningkat terutama karena sifat praktis yang dimilikinya dan harganya yang terjangkau.
Lantai vinil mirip dengan linoleum klasik dan sebenarnya juga serupa, karena juga terbuat dari PVC. Namun, tidak seperti linoleum, lantai vinil tidak tersedia dalam bentuk gulungan, melainkan dalam bentuk potongan-potongan yang mirip papan. Potongan-potongan ini dapat direkatkan atau dipasang di lantai tanpa perekat.
Selain itu, penutup laminasi selalu dianggap sebagai pengganti “lantai apung” kayu klasik, dan dipasang dengan cara yang sama. Biasanya terdiri dari beberapa lapisan, dengan bagian atas dilapisi kertas dengan dekorasi pilihan, yang dilapisi dengan lapisan laminasi transparan pelindung.
Mengenai sifat-sifat bahan ini, keduanya sangat mirip. Lantai laminasi biasanya sedikit lebih keras dan karenanya juga lebih tahan lama daripada vinil, tetapi vinil juga tidak kalah dalam hal ketahanan. Selain itu, kedua penutup lantai ini cocok untuk ruangan dengan pemanas lantai, dengan vinil terasa lebih hangat.


