Jika ada sesuatu yang tidak beres dalam hidup bersama, pertanyaannya bukanlah “apa yang terjadi dengan kucing saya?”, melainkan “apa yang ingin dikatakannya kepada saya?”.
Ketika kucing ‘berperilaku buruk’, sebenarnya ia mencoba menyampaikan sesuatu kepada kita. Ini bukanlah tindakan pemberontakan atau balas dendam, meskipun terkadang terlihat demikian dari sudut pandang manusia. Menurut pakar perilaku kucing Pam Johnson-Bennett, penulis beberapa buku terlaris dan pendiri situs web khusus tentang perilaku kucing, kesalahan paling umum yang dilakukan orang yang hidup bersama kucing adalah menafsirkan perilaku kucing dari sudut pandang manusia, bukan dari sudut pandang kucing. Bagi kucing, setiap tindakan memiliki alasan yang sangat masuk akal, meskipun bagi kita hal itu membuat frustrasi.
Ketika kucing buang air kecil di luar kotak pasir, mencakar sofa, atau menggigit tangan, itu bukan berarti mereka nakal. Mereka hanya bereaksi terhadap sesuatu yang membuat mereka takut, tidak aman, atau frustrasi. Seperti yang dijelaskan oleh Pam Johnson-Bennett, hewan mengulangi perilaku yang berhasil bagi mereka, bukan yang menyenangkan kita. Jadi, titik awalnya bukanlah bertanya-tanya bagaimana cara menghukum mereka, melainkan mencari penyebabnya dan bagaimana kita dapat membantu mereka agar tidak perlu melakukannya.
Langkah pertama: melihat dari sudut pandang kucing
Langkah pertama untuk mengatasi masalah perilaku, kata penulis, adalah mengubah sudut pandang. Amati lingkungan, keadaan, dan kemungkinan manfaat yang diperoleh kucing dari perilaku tersebut: Apa yang dicapainya? Apakah ia merasa lebih aman, lebih nyaman, lebih terlindungi?
Misalnya, jika seekor kucing menghindari kotak pasir dan memilih untuk buang air kecil di kamar tidur, mungkin ia melakukannya karena merasa terancam di area kotak pasir, mungkin karena kucing lain di rumah, suara yang tidak terduga, atau bau yang tidak disukainya. Dari sudut pandangnya, kamar tidur merupakan tempat yang tenang dan aman. Memahami hal ini memungkinkan Anda untuk menangani penyebab sebenarnya dari masalah, bukan gejalanya.
Pandangan empati ini, menurut spesialis, adalah yang membedakan hidup bersama yang didasari oleh frustrasi dengan hidup bersama yang didasari oleh pemahaman.

Newsletter Animaleros
Kami menyukai hewan dan ingin mereka bahagia. Jika Anda hidup bersama mereka, dalam newsletter ini Anda akan menemukan berbagai rekomendasi dan informasi agar Anda dapat berbagi kehidupan yang penuh.
Langkah kedua: jangan pernah menghukum kucing Anda
Hal ini tampak jelas, tetapi tetap menjadi kesalahan yang paling sering dilakukan. Menghukum kucing tidak hanya tidak menyelesaikan masalah, tetapi justru memperburuk keadaan. Memarahi, menyemprot dengan air, memukul, atau menggosok hidungnya ke sesuatu tidak mengajarkan apa pun, hanya menimbulkan rasa takut dan ketidakpercayaan.
Pam Johnson-Bennett menjelaskan bahwa banyak perilaku yang dikategorikan sebagai ‘buruk’ sebenarnya adalah kebutuhan alami dan respons terhadap stres. Jika dihukum, hewan tersebut tidak akan belajar apa yang harus dilakukan, tetapi hanya belajar untuk takut kepada orang yang menghukumnya. Jika kita memukul atau menyerang kucing dengan cara apa pun, dalam contoh buang air di tempat yang tidak pantas, logika kucing bahkan akan membuatnya menahan air seni dan sembelit, karena takut akan dimarahi lagi.
Oleh karena itu, tujuannya bukanlah untuk menekan perilaku tersebut, melainkan untuk memahaminya dan menawarkan alternatif yang aman. Kuncinya bukanlah memaksakan, melainkan memfasilitasi.
Langkah ketiga: singkirkan penyebab veteriner
Sebelum menganggap bahwa masalah ini murni masalah perilaku, disarankan untuk melakukan pemeriksaan veteriner secara menyeluruh. Perubahan perilaku, agresi mendadak, atau apatis dapat disebabkan oleh rasa sakit, infeksi saluran kemih, masalah sendi, atau masalah endokrin.
Setelah penyebab fisik dikesampingkan, Anda dapat menangani masalah emosional atau lingkungan dengan lebih menjamin keberhasilan.

Langkah keempat: deteksi masalah tepat waktu
Banyak konflik antara kucing, atau antara kucing dan orang yang tinggal bersama, tidak muncul dalam semalam. Spesialis tersebut menunjukkan bahwa, di rumah dengan beberapa kucing, pemilik sering kali tidak menyadari tanda-tanda awal ketegangan seperti tatapan tajam, menghalangi jalan, pengejaran diam-diam, atau perilaku menghindar.
Menunggu sampai terjadi perkelahian berarti sudah terlambat. Semakin cepat bertindak, semakin mudah untuk mengembalikan keharmonisan hidup bersama. Mengatur ulang sumber daya (tempat makan, kotak pasir, area istirahat) dan menyediakan ruang pribadi untuk setiap kucing atau kelompok sosial adalah langkah dasar untuk mencegah persaingan atas sumber daya dan stres kronis.
Langkah kelima: rencana, kesabaran, dan ikatan
Setelah mengidentifikasi penyebabnya, saatnya membuat rencana perilaku. Rencana ini harus berfokus pada apa yang kita ingin kucing lakukan, bukan apa yang kita ingin kucing hentikan, dan memperkuatnya dengan hadiah, permainan, dan kasih sayang. Tidak ada jalan pintas. “Perubahan membutuhkan waktu,” kata Pam Johnson-Bennett.
Dan jika ada hukuman atau ketegangan, sangatlah penting untuk membangun kembali kepercayaan. Bermain kembali, berbagi waktu, dan membiarkan kucing mendekat kapan pun ia mau adalah langkah-langkah untuk memperbaiki ikatan, bukan dengan memaksakan kehendak.
Kucing yang akhirnya ditinggalkan atau diserahkan ke lembaga perlindungan hewan tidak sampai ke sana karena kejahatan, tetapi karena masalah perilaku yang sebenarnya bisa diselesaikan.
